- Back to Home »
- LAPORAN »
- LAPORAN SAINS Kelas 1 SMK.
Posted by : Keyfin etrama di raizel
2.15.2013
PENGARUH LIMBAH TERHADAP KELANGSUNGAN
HIDUP IKAN
KARYA ILMIAH
Pengaruh Limbah Deterjen Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan
Mas (Cyprinus carpio)
Karya Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran
IPA
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas petunjuk dan
bimbingan-Nya sehingga pembuatan karya ilmiah ini dapat terselesaikan meskipun
masih dalam bentuk yang sangat sederhana.
Karya
ilmiah ini dibuat dengan maksud dan tujuan memberikan informasi kepada pembaca
tentang ikan Mas, menambah wawasan bagi penulis mengenai pengaruh jenis air
terhadap kelangsungan hidup ikan mas serta untuk memenuhi tugas dari guru mata
pelajaran Biologi.
Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis
karya ilmiah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Seperti peribahasa, tak ada gading
yang tak retak. Karya ilmiah ini tentu masih banyak kekurangannya. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi
baiknya karya ilmiah berikutnya sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.
Sekian,
semoga karya ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi
pembaca.
Pringapus,28 November,2013
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
- Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
- Rumusan Masalah............................................................................... 2
- Tujuan Penelitian................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
- Tinjauan Pustaka................................................................................. 3
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 6
- Tempat dan Waktu............................................................................. 6
- Alat dan Bahan................................................................................... 6
- Cara Kerja........................................................................................... 6
- Populasi dan Sampel........................................................................... 6
- Teknik Pengumpulan Data................................................................. 6
- Metode Penelitian............................................................................... 6
- Variabel Penelitian.............................................................................. 7
- Definisi............................................................................................... 7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 9
A.
Hasil Penelitian............................................................................................... 9
B.
Pembahasan.................................................................................................. 12
BAB V PENUTUP...................................................................................... 13
A.
Simpulan....................................................................................................... 13
B.
Saran............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ikan
Mas cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan
mas di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat. Dari sekian banyak
jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan
mas harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan
hidup yang berbeda-beda, misalnya pada tempat hidupnya.
Air adalah tempat hidup hewan akuantik seperti ikan.
Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam
air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal
organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak
keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati
karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar (ikan mas)
pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.
Pembuangan
limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya, mengandung
tingkat polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi
kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Selain
itu deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan
yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya
rendah menjadi menurun.
Untuk itu, di sini akan dijelaskan mengenai pengaruh
limbah air detergen terhadap kelangsungan hidup ikan mas dan tingkah laku ikan
yang berada pada perairan yang tercemar oleh limbah detergen.
B.
Rumusan Masalah
Dari
uraian dalam latar belakang, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh limbah air detergen
terhadap perkembangan ikan mas (Cyprinus carpio)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh limbah air detergen terhadap
perkembangan ikan mas (Cyprinus carpio) dan mengetahui perbedaan antara perkembangan ikan yang
hidup di air bersih dan yang hidup di limbah air deterjen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Polusi atau pencemaran adalah keadaan
dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh
polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan alami,
tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah
tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi
organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang
tinggal di sekitar sungai tersebut.
Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis deterjen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis deterjen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
Deterjen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci
pakaian sebenarnya merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak
bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan
pewarna dan bahan pewangi. Generasi awal deterjen pertama kali muncul dan mulai
diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an dengan menggunakan bahan
kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl
Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa.
Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini
mendapatkan respon yang menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS
setelah diteliti lebih lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk)
terhadap lingkungan yakni sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini
menjadikan sisa limbah deterjen yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga
akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam stabilitas lingkungan hidup kita.
Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang
penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan deterjen dan memperkenalkan senyawa
kimia baru yang disebut Linier Alkyl
Sulfonat atau lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk
deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah lingkungan.
Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa senyawa ini
juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Menurut data
yang diperoleh bahwa dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan waktu selama 90
hari untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang dapat diurai.
Pembuangan
limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya, mengandung
tingkat polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi
kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Selain
itu deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan
yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya
rendah menjadi menurun. Ikan membutuhkan air yang
mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million).
Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang
kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang. Apabila
sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian
besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan
nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar
oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti
ikan, udang dan kerang akan mati.
Keberadaan
busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan
air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan
menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian (Ahsan et al,
2005).
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah organisme air yang responsif atau peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Insang adalah alat yang digunakannya untuk bernafas. Pada insang terjadi pertukaran O2 dan CO2. Mekanismenya adalah tutup insang menutup à mulut terbuka à air masuk melalui mulut à lalu air melewati insang, terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida à mulut menutup, tutup insang (operculum) terbuka dan akhirnya air keluar dari insang. Oksigen masuk ke aliran darahnya. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina, 2002).
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah organisme air yang responsif atau peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Insang adalah alat yang digunakannya untuk bernafas. Pada insang terjadi pertukaran O2 dan CO2. Mekanismenya adalah tutup insang menutup à mulut terbuka à air masuk melalui mulut à lalu air melewati insang, terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida à mulut menutup, tutup insang (operculum) terbuka dan akhirnya air keluar dari insang. Oksigen masuk ke aliran darahnya. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina, 2002).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan
Waktu Penelitian
a) Tempat
Eksperimen dilakukan di rumah peneliti (siswa).
b) Waktu
Eksperimen dilakukan mulai dari tanggal
1 Mei 2013. Pada pukul 17.00-18.00 WIB.
B. Alat dan Bahan
a) Bahan :
Limbah air Detergent
Air bersih
Ikan Mas
b) Alat :
2 toples
Stopwatch
C. Cara Kerja :
a) Sediakan 2 buah toples, 1 berisi air
bersih dan 1 berisi limbah air
detergent.
b) Masukan 1 ikan ke dalam toples yang
berisi air detergent dan satu
ikan ke dalam
air bersih.
c) Lihat perkembangan kondisi fisik
ikan hingga terjadi perubahan.
d) Buat laporan atas terjadinya
perubahan yang terjadi pada fisik ikan.
D. Populasi dan
Sampel
a) Populasi: Semua jenis ikan
b) Sampel : Ikan Mas
E. Teknik
Pengumpuan Data
Data Kualitatif
F. Metode
Penelitian
Eksperimen
G. Variabel Penelitian
a)
Variabel bebas : Jenis air
b)
Variabel terikat : Perkembangan ikan mas
H. Definisi
a)
Air bersih
Air bersih
adalah salah satu jenis sumbe rdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Air bersih merupakan
lingkungan yang tepat untuk hidup ikan mas.
b)
Deterjen
Deterjen merupakan produk teknologi yang strategis,
karena telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern mulai
rumah tangga sampai industri. Di sisi lain, detergen harus memenuhi sejumlah
persyaratan seperti fungsi jangka pendek (short
therm function) atau daya kerja cepat, mampu bereaksi pada suhu rendah,
dampak lingkungan yang rendah dan harga yang terjangkau (Jurado et al, 2006).
Produksi deterjen Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton.
Sedangkan tingkat konsumsinya, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Pusat
Audit Teknologi di wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita rata-rata
sebesar 8,232 kg (Anonimous, 2009).
Dibandingkan dengan produk terdahulu, sabun, deterjen mempunyai keunggulan
antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Pada umumnya detergen bersifat
surfaktan anionik yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi
(Chantraine F et all, 2009).
Menurut
kandungan gugus aktifnya detergen diklasifikasikan sebagai deterjen jenis keras
dan jenis lunak. Deterjen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme
meskipun bahan deterjen tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif.
Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air. Salah satu contohnya adalah Alkil Benzena Sulfonat (ABS). Sedangkan detergen jenis lunak, bahan
penurun tegangan permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak
aktif lagi setelah dipakai, misalnya Lauril
Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat.
(LAS).
c)
Ikan Mas
Ikan mas termasuk
famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk
memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat di sembulka, di
bagian mulut di hiasi dua pasang sungut yang kadang-kadang satu pasang di
antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam (Susanto, 2007). Ikan
mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Susanto, 2007) sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species: (Cyprinus carpio L )
Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000). Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina, 2002).
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species: (Cyprinus carpio L )
Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000). Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina, 2002).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Waktu
|
Ikan dalam Air
Bersih (Ikan 1)
|
Ikan dalam Limbah
Air Deterjen (Ikan 2)
|
12:00:00
|
Ikan bergerak
lincah dan sehat.
|
Ikan berenang
dengan lincah dan belum mengalami gejala
apapun.
|
12:07:23
|
Ikan bergerak
lincah dan sehat.
|
Ikan berenang mulai
melambat dan ikan mengalami
kejang-kejang.
|
12:17:32
|
Ikan bergerak
lincah dan sehat.
|
insang ikan membengkak, terlihat keluar dan insang ikan
berdarah.
|
12:25:02
|
Ikan bergerak
lincah dan sehat dan tidak mengalami
gejala apapun.
|
Ikan mati.
|
B. Pembahasan
Ikan mas yang berada di air murni terus bergerak
aktif, mata normal dan tidak mengalami gangguan apapun terhadap insangnya
karena lingkungannya tidak tercemar. Sedangkan ikan lainnya berenang di air
yang telah tercemari detergen, mereka mengalami gangguan pada organnya,
terutama insang. Insangnya sampai membengkak dan mengeluarkan lendir dan darah.
Ikan pun mulai bergerak lambat, akhirnya mengambang dan mati.
Mengapa insang ikan-ikan dalam limbah air detergen itu
membengkak, dan mengeluarkan lendir? Jawabannya adalah difusi. Difusi adalah
perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Konsentrasi
larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen
berdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan. Larutan detergen terus-menerus
berdifusi ke sel-sel insang dan insang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan
sel-sel insang mengalami plasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen
terus berdifusi. Karena selnya pecah, sitoplasma pun keluar sehingga insang
ikan terlihat mengeluarkan lendir dan mengeluarkan darah. Setelah sel-sel
insangnya pecah, tentu saja ikan kehilangan organ untuk bernapas sehingga
akhirnya ikan-ikan pada limbah detergen lemas dan kemudian mati.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan
organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Jadi dapat penulis
simpulkan bahwa larutaan detergent sangat berpengaruh sekali terhadap
kelangsungan hidup hidup ikan mas dan kondisi fisik ikan tersebut melemah
bahkan hingga mati. Dampak dari kondisi tesebut maka akan menyebabkan populasi
ikan-ikan di sungai berkurang.
Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti
fitoplankton, zooplankton/protozoa, cyanobacteria dan lain-lain. Jika
organisme-organisme seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati
karena tidak ada makanan, ikan-ikan mas pun akan mati karena zooplankton yang
biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya yang
mencemari air dapat memusnahkan seluruh
organisme yang hidup di dalamnya.
B.
Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis
kepada pembaca yaitu :
Gunakanlah detergen sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan
yang banyak organisme yang hidup di dalamnya.
Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan solusi masalah ini,
misalnya detergen yang ramah lingkungan.
Untuk para peneliti
selanjutnya di harapkan dapat membuah kan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afri Yunia
Pradani. 2011. Pengaruh Kadar Detergen
dalam Air. (Online).
http://afriyuniapradani.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kadar-deterjen-dalam-air.html.
Diakses pada tanggal 17 Mei 2013 Pukul 14.00 WIB.
Ahsan S. 2005. Effect of Temperature on
Wastewater Treatment with Natural and
Waste Materials [Original Paper] . Clean
Technology Enviroment Policy. 7:198-202.
Chaca Tasya. 2012. Ikan Mas. (Online). http://cha2tasya.blogspot.com/2012/04/.html.
Diakses pada tanggal 16 April 2013 Pukul
14.00 WIB.
Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan
Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling
Filter [Makalah Penelitian].
(Online).http://eprints.undip.ac.id
Diakses pada tanggal
11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.
Nepi Pujianti. 2011. Metode Ilmiah Pengaruh Larutan.
(Online).
Diakses pada tan
ggal 11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.
Sigid hariyadi. 2004. BOD dan COD
Sebagai Parameter Pencemaran
Air Dan Baku Mutu Air Limbah.
Soekidjo Notoatmojo. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni.
Penerbit PT Rineka Cipta.
Umi Purnama Mangetsu. 2012. Pengaruh Pencemaran
Lingkungan Terhadap
Mikroorganisme (ikan).
(Online).
Diakses pada tanggal 11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.
Wiji Agustin Sasmita. 2012. PENGARUH KADAR DETERJEN
T
ERHADAP KEMAMPUAN HIDUP IKAN MAS(Cyprinus Carpio). (Online). http//wijiagustinsasmita.blogspot.com/2012/10/Pengaruh
kadar deterjen dalam air.10 oktober 2012 . Diakses pada tanggal 11
Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.
Disusun oleh:
Ø Keyfin
Aditya Pratama
Ø Bagas
Andryanto
Ø Metha
anggraeni
Ø Puji
Astutik
Ø Sarah
nur-Azizah
Ø Ina
Supatmi