- Back to Home »
- LAPORAN »
- MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI
Liburan anak-anak sekolah kali ini sudah kami rencanakan tidak ke
mana-mana, tidak ke luar kota tetapi hanya menikmati seputaran Jakarta
saja.
Sudah kami rencanakan beberapa tujuan untuk bepergian menghabiskan
liburan anak-anak kami, di antaranya: Taman Safari (batal), Taman Mini
Indonesia Indah, Mekarsari dan Bandung (yang juga batal).
Dari 2 tempat itu, Mekarsari dan TMII, ternyata foto-foto yang masih
cukup layak di’share di sini adalah yang di TMII, lebih tepatnya di
Museum Purna Bhakti Pertiwi, yang masih satu lokasi dengan TMII.
TMII sendiri adalah dari dulu sampai terakhir pergi, masih seperti
itu saja. Mungkin pada masanya, TMII termasuk terbaik di Asia (?) atau
secara regional Asia Tenggara. Tapi sekarang TMII terkesan berasal dari
“abad silam” dan tidak ada yang istimewa, terkecuali bangunan-bangunan
tiap daerah/provinsi yang tersebar di sana. Bangunan-bangunan itu masih
nampak bagus, eksotis dan apik serta cukup terawat. Selain dari itu,
semuanya biasa-biasa saja.
Yang mengesankan adalah justru Museum Purna Bhakti Pertiwi, yang bagiku adalah kunjungan untuk pertama kalinya.
Mengutip dari Wikipedia berbahasa Indonesia:
Museum Purna Bhakti Pertiwi didirikan oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi
atas prakarsa Alm. Ibu Tien Soeharto. Museum yang berada di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) ini berisi koleksi benda-benda dan cindera mata
yang bersangkut-paut dengan perjalanan pengabdian Presiden Republik
Indonesia Ke-2, Alm. HM Soeharto. Jika berkunjung ke TMII, rasanya
kurang lengkap jika tidak mengunjungi museum ini.
Museum ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Alm. Presiden
Soeharto bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Alm. Ibu Tien
Soeharto, penggagas pendirian museum ini. Luas bangunan museum 25.095
meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar.
Sebelumnya sebagian besar koleksi ini dirawat dan disimpan Alm. Ibu
Tien Soeharto sebagai pendamping setia Pak Harto. Kemudian, Ibu Tien
menyadari bahwa pengalaman hidup Pak Harto bukanlah hanya milik
keluarga. Pak Harto adalah milik bangsa Indonesia. Maka, koleksi
barang-barang pribadi dan cinderamata yang dimilikinya harus dinikmati
oleh khalayak ramai. Tentu, tempat yang paling baik untuk itu adalah di
museum.
Bangunan museum dikelompokkan dalam dua kategori, yakni bangunan
utama dan bangunan penunjang. Bangunan utama berfungsi sebagai ruang
pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam
lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna
keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil.
Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan
adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan
Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut berukuran sedang
seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan
Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara.
Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Dan Ruang
Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan.
Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cinderamata persembahan Tamu
Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada
cinderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua
cinderamata tersimpan dalam kotak kaca.
Di antaranya, cinderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM
Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari
perak. Dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari
perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak
berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa
seperangkat piring perak. Masih banyak lagi.
Masih di Ruang Utama berbentuk lingkaran dan luas itu, terdapat
replika Peraduan Putri China. Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite
berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunnan, China. Konon replika
dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04
meter itu meniru peraduan putri China pada masa Dinasti Sung (960-1279)
dan Dinasti Ming (1384-1644).
Peraduan Giok
Sebenarnya masih banyak sekali koleksi-koleksi museum ini yang tidak akan habis dilihat, dibahas dan difoto.
Kita “keliling” yuk Museum Purna Bhakti Pertiwi ini…
Begitu memasuki lobby museum, sudah disambut sosok tinggi ini